Welcome guys!!

Hi and welcome guys! Take it easy, like your own blog.

Powered By Blogger

Jumat, 28 Mei 2010

I LIKE GUITAR....

saya sangat menyukai gitar.
kenapa?
di posting sebelumnya, saya pernah katakan saya suka cinnamon karena bertemu dengan foldernya..
sejujurnya, pertemuan saya dengan folder D'Cinnamons tidak sekedar kebetulan.
Sebelum saya bertemu dengan D'Cinnamons, saya sama sekali tidak mengerti gitar. saya tak begitu berminat, tetapi memang sejak kelas 3 SD saya suka melihat orang bermain gitar dengan senarnya yang lentik.
saya, begitu mengenal Cinnamons, semakin 'wow' sama gitar. soalnya, D'Cinnamons kan musiknya bisa dibilang just guitar. saya ngebayangin gimana ya ngejrengin gitar... wah, pasti enak... pengen deh.
tapi saya orang nya emang gitu, gak merasa terlalu penting untuk mencapai hal yang ingin kita lakukan. pas SD, gk ada sih teman saya yang hobi gitar. jadi saya gk begitu kebelet sama gitar. saya ini orangnya gk suka Les untuk hal yang belum saya kuasai. saya tahu, les supaya kita mampu. tapi, ya dari sononya saya uda kea gini... mau gimana lagi.
kemudian saya masuk SMP. ada dua orang teman dekat (Setidaknya bagi saya ==") saya yang jago gitar. withthatchance, saya akhirnya mulai mendekati impian saya yang-gk-begitu-dalam itu. satu sobat saya itu namanya Meirike Mindosari Soesalib atau biasanya saya sapa dengan panggilan "Irik". dia jago di bass, hehe. satu sobat saya Hans Galdino, saya memanggilnya Hans, meskipun sebenarnya dia dipanggil "Gal" alias Galdino. Hans jago di petik, bisa dibilang Second atau mungkin Third Sungha Jung di Sang Timur Ciledug lah. wukawukawuka.
lanjut. dengan kedua teman tersebut, saya yang masih bersikeras ogah sama les, belajar dengan Irik. Irik ngajarin kunci-kunci dasar dan minjemin saya buku gitar. meski sekarang bukunya uda dipinjem sama orang-orang lain dan gk dibalik2in. saya juga gk balikin satu buku dia sih. haha. lalu, kalau secara 'istilah', saya lebih suka bertanya sama Hans karena Irik gk bisa kasih penjelasan teoristik. guahaha
Impressed sama permainan Irik dan Hans, saya jadi punya cita-cita duet sama Irik. saya kan lebih bisa ke bass dibanding fingerstyle. Tapi, Irik gk mudah untuk diduetin. Irik lebih suka bermain secara solo (Anjay). saya harus jago dulu biar bisa sesuai dengan Irik. hehehhe
Lepas dari itu, akhirnya saya membeli gitar. C-330A Yamaha. saya kasih nama tuh gitar. "Endless Musical" atau Musik yang Abadi. saya suka dengan dia ^^ partner saya yang baik sekali karena dibandingkan gitar sekolah, Endless sangatlah merdu. kalau anda lihat gitar sekolah, mungkin pikiran Anda sangat 'owh,' atau 'ugh,' atau 'haduh!' atau sejenisnya.

Denting gitar (atau mungkin tidak tepat denting;) menyentuh hati saya, menghipnotis saya. saya suka mendengar suaranya yang digenjreng, tetapi sebenarnya lebih suka yang dipetik--karena pada dasarnya jika Anda mengikuti pelajaran musik dengan baik, Anda pasti mendengar bahwa : "Anak-anak, gitar dimainkan dengan cara?" gk mungkin kan kalau saya jawab digenjreng, karena cari aja di buku paket musik anak kelas satu dan dua dan tiga kalau gitar itu dipetik. ah, masa bodo.

Pertemuan saya dengan gitar, dan perjalanan saya dengan gitar, sangat optimistik. pertama kali saya menyentuh gitar, gk ada nadanya sama sekali. pertama saya pikir saya yang gk bakat karena nyokap gua bilang GITARNYA GK FALES!!! dengan sangat percaya diri. tapi karena papa saya bilang gitarnya fals, dan saya lebih percaya papa saya yang bisa gitar itu, serta Irik juga bilang itu fals banget, saya jadi agak yakin. dibawalah gitar itu ke tetangga yang bisa main biola. dia setemin, akhirnya gk fals lagi deh.

saya, ogah2an les, ikut ekskul gitar. keterbatasan keberadaan gitar di sekolah (cuma 8, reyot pula) membuat pertama kali saya dan Irik ikut ekskul gitar cuma jadi penonton. gurunya Pak Rismanto, beliau memang guru musik. ngehehehe

Saya cerita tentang ekskul kapan2 aja. :D bye
Regarding,
Pancake <3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar